Wednesday, May 8, 2013

apa kendala utama dalam menerapkan ekonomi syari'ah di indonesia secara optimal?

Q. masih ada saja yang labelnya syariah tapi dalam prakteknya berbau konvensional

A. Ananda Asep , bicara kendala-utama penerapan Ekonomi Syari'ah yang belum bisa optimal bisa kita bagi menjadi 2 faktor penyebab utama.
A. Faktor Internal : Umat islam di-Indonesis memang mayoritas ,tapi itu angka statistik saja .Sebagian besarnya islam KTP . Agamanya Islam , tapi pola-pikir ; peri-laku dan perbuatannya sama-saja seperti orang yang bukan-muslim. Mayoritas tapi terkotak-kotak . Hanya sedikit saja muslim yang benar-benar konsisten berpedoman pada Al-Qur'an dan Ass-Sunnah. Sebagian tokoh-tokoh Pebisnis ; Menteri Ekonomi dan Bisnis Per-bank-an .mayoritas muslim. Namun mereka rata-taya jebolan /alumnus PT yang memakai sistim Pendidikan versi Barat yang sekuler. Bahkan mereka ada yang lulusan Harvard ; California-University. Yang terjadi kemudian , setelah kembali dan berkiprah dalam dunia Bisnis dan Perbankan , mereka condong memakai sistem ekonomi & Bisnis Liberal-Kapitalistik . Ditengah dominasi sistem Kapitalistik itulah , mau tak-mau Bank-Bank Syari'ah harus beradaptasi , mencangkokkan beberapa prosedur transaksi versi-Global.
B. Faktor Eksternal : Walaupun sulit dibuktikan , Indonesia tlah dicengkeram dan dikendalikan Konspirasi Global . Semua Kebijakan Moneter suka-tidak suka harus tunduk dan patuh pada MOU dengan Konspirasi Global . Dampak sistem Liberal- Kapitalistik telah menimbulkan Pemiskinan Struktural yang melanda kehidupan bangsa. Semoga jawaban ringkas ini memadai .

Harga BBM vs Harga BBM?
Q. Sekarang ini para capres telah terjadi saling lempar kebijakannya jika terpilih : Harga BBM Rp 3500,-/liter ( flat selama 5 tahun ) vs Harga BBM Rp 4500,- ( mekanisme pasar ). Bagaimana menurut pendapat anda ?

A. "Persaingan usaha yang dijadikan landasan mutlak bagi penentuan harga BBM di Indonesia sama sekali tidak sehat dan tidak wajar. Bagaimana penjelasannya?
1. Volume minyak yang diperdagangkan di sana hanya 30% dari volume minyak di seluruh dunia. Sisanya yang 70% diperoleh perusahaan-perusahaan minyak raksasa atas dasar kontrak-kontrak langsung dengan negara-negara produsen minyak mentah. Di Indonesia melalui apa yang dinamakan Kontrak Bagi Hasil atau production sharing.
2. Bagian terbesar minyak dunia diproduksi oleh negara-negara yang tergabung dalam sebuah kartel yang bernama OPEC. Kalau mekanisme persaingan dirusuhi oleh kartel, apa masih bisa disebut sehat dan wajar? Toh para menteri ekonomi kita secara membabi buta menerapkan dalil bahwa harga minyak yalah yang ditentukan di NYMEX itu, walaupun ditentang keras oleh MK.
3. Harga yang terbentuk di NYMEX sangat dipengaruhi oleh perdagangan derivatif dan perdagangan oil future trading yang juga berlangsung di NYMEX. Sekarang ini para akhli mempertanyakan apakah betul bahwa permintaan minyak demikian drastis melonjaknya dan terus menerus seperti grafik harga minyak mentah di NYMEX? Banyak yang dengan argumentasi sangat kuat menuding spekulasi oleh hedge funds melalui future trading sebagai penyebabnya. Kok Indonesia terus ikut-ikutan lotre buntut ini secara membabi buta tanpa peduli apakah rakyatnya akan mati kelaparan atau tidak."

Apa bedanya pemerintahan SBY dan Megawati?
Q. kok yg aku liat sama aja.
ini mahal, itu mahal.
ini langka, itu juga langka.
pengangguran banyak.
kemiskinan juga.

apa sih bedanya? kok orang2 bilang dia baik?
apa karena mukanya yg lebih sering senyum drpd presiden sebelumnya?
@Ien Moet
tapi kaum Adam punya kelemahan.
kl udah menyangkut soal wanita dan uang, dia terlena.
bagaimana menurutmu? yang ditangkap banyakan cowok kan?
Arthalyta ditangkap kan karena suaminya korupsi, trus ikut2an.
suaminya itu dulu bossnya papa ku.
papa ku bilang, emang dia suka korupsi.

@Ogies
saya gak setuju.
BBM mahal karena pemerintah menginginkan BBM mahal.
BBM dilepas ke harga pasar.
itu tidak boleh.
Indonesia bisa saja membuat harga-harga tersebut murah.
wong kita negara kaya kok.
dikorupsi besar-besaran selama puluhan tahun, masih ada aja yang bisa dikorupsi sama pemerintahnya.

@Lelo S
itu kan karena Komisi Pemberantasan Korupsi.
yang namanya Komisi itu dari rakyat, bukan pemerintah.
SBY gak ngapa-ngapain. dia ngga nyuruh buat komisi.
rakyatlah yang punya inisiatif sendiri.

@dhietz
saya tahu ada beberapa orang yang bisa menyelesaikan semua janjinya hanya dalam satu pemerintahan saja.
dan kita memang harus mengkritik mereka.
kl gak Indonesia hancur.
@Delima
hmm....
mungkin gak jadi jawab.
takut diteror Bambang Tri.

@W.B
kayaknya perbedaan tegasnya SBY dan Megawati cuma 0.01% deh.
kalau konsisten atau tidaknya...
saya gak tau dia ngapain aja.

@Chingoksmell
hmm...
jawabanmu mengarah ke privatisasi.
kenapa? apa karena aku pernah bilang soal privatisasi?
: )

@ken-ken
jah.. sama aja.

A. Ikutan nimbrung, Bro:

Kinerja Mega yang kurang berhasil dalam menangani angka pengangguran yang tinggi, mengakibatkan penilaian publik negatif. Riset yang diselenggarakan oleh CESDA-LP3ES--membuktikan itu. Hasil riset mencatat, tingkat kepuasan publik terhadap dua tahun pertama kinerja pemerintahan Megawati, khususnya untuk penyediaan lapangan kerja hanya 11%.
Di zaman Megawati berkuasa, konsen­trasi publik dihabiskan untuk menyoroti kebijakan ekonomi dalam penjualan aset negara. Pemerintahan Megawati sangat memprioritaskan pembiayaan negara dengan model privatisasi. Buktinya BUMN seperti PT Indosat, PT Aneka Tambang, dan PT Timah diprivatisasi.
Selama tiga tahun kepemimpinan Megawati, pemerintah meraup hasil dari privatisasi BUMN sebesar 3,5 triliun pada tahun 2001; Rp 7,7 triliun pada 2002; dan Rp 7,3 trilun pada tahun 2003.

Dari sisi privatisasi tidak ada bedanya antara rezim Megawati dan SBY. Karena tim ekonomi­nya masih tetap sama. Menteri-menteri yang dulu di zaman Megawati sekarang juga ada di pemerintahan SBY. Kalau ada menteri ekonomi yang berbeda, itupun berasal dari paradigma ekonomi yang sama. Bedanya, hanya akselerasi liberalisa­si di zaman SBY jauh lebih kencang. Tim ekonomi SBY solid, karena semuanya beraliran neoliberal. Sedangkan di zaman Mega masih ada friksi yang datang dari eko­nom seperti Kwik Kian Gie,
Praktis, sejak 2001 hingga 2006 pemerintah telah menjual lebih dari sepuluh BUMN. Padahal BUMN tersebut relatif memberi keuntungan kepada negara, seperti PT Telkom Tbk, PT Indosat Tbk, PT Semen Gresik Tbk, PT Bank Man­diri Tbk, PT Kimia Farma Tbk, PT Perusa­haan Gas Negara Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Adhi Karya Tbk, dan PT Bukit Asam Tbk. Bahkan, beberapa bulan yang lalu, masih nyaring terdengar teriakan penolakan atas rencana pemerintah untuk memprivatisasi PT Krakatau Steel.

Jadi, sebetulnya, gag ada bedanya antara Megawati dan SBY, sobat!




Powered by Yahoo! Answers

No comments:

Post a Comment